Selasa, 25 Mei 2010

ini lah saya


Terkadang gw merasa sombong dengan tingkat kesabaran gw, gw sering menganggap kalo diri gw ini super sabar dan gampang memaafkan kesalahan orang lain. Tapi tetap saja kembali lagi pada diri gw sendiri yang hakikatnya hanya seorang munusia biasa yang punya rasa sakit. Mungkin sudah ketebak gimana perasaan gw saat nulis postingan kali ini, ya benar kalo gw lagi dalam kondisi marah dan agak mendendam pada satu orang. Sepele sebenernya tapi mungkin karena dia sudah berkali-kali berkelakuan seperti ini gw jadi agak terpancing emosi hati gw, tapi gw garis bawahi gw ga pernah kepancing untuk adu fisik kalau masalah emosi. Alhamdulillah sampai sekarang belum ada yg pernah gw aja berkelahi atau adu jotos gitu lah. Setiap kali gw emosi gw selalu berpikir kalau gw yang salah, gw berpikir gw yg ga bisa jaga kesabaran gw. Istilahnya seperti ini,


"ikan kalau tidak sabar dengan tingkat kelaparannya pasti mudah ditangkap oleh si pemancing"

maksudnya ikan itu gw dan pemancing itu orang yang mencoba memancing emosi kita. Coba kalau ikan itu lebih sabar buat cari makanan yang lebih aman pasti ga terjadi dong. Sama halnya seperti gw yang harusnya lebih sabar untuk menjaga emosi sendiri. Sabar itu sebenernya enak kok, memang sih pertama-tamanya ga enak karena kita menahan perasaan, tapi gw jamin setelah kita sabar, nikmat tak terduga akan kita dapat. Tapi jangan sampai kesabaran kita dipermainkan orang lain, maksudnya jangan tertindas gitu aja hahaha, ga lucu juga ya kalau tertindas terus. Gw nulis ini biar gw inget kalau gw lagi marah atau emosi, semoga aja bisa lebih sabar dan semoga yang baca juga jadi ikut tambah sabar amiin. ini foto gw lg marah nih, ga ada garang-garangnya sih hahahah Selengkapnya...

Senin, 24 Mei 2010

Semoga Tuhan merestui

Judulnya "Semoga Tuhan merestui" judul bukan sembarang judul nih, tapi sekaligus doa gw buat semua kelancara hubungan gw dengan 1 cw, the only one girl kalo dalam bahasa inggrisnya. Meisa namanya, dulu sempet gw bahas di postingan sebelumnya, nama lengkapnya Meisa Valmai Azaria tapi nanti kalo direstuin nama belakangnya ditambahin nama gw hahaha (insyaAllah). Kalo mau tau orangnya liat aja di facebook gw pasti ada di relationship status gw, kalo ga cari aja sendiri. Gw sebenernya lagi males nulis nih makanya bahasanya jadi amburadul gini, tapi berhubung gw lagi kangen berat sama Meisa makanya gw nulis. Sedikit cerita aja tentang hubungan kita, gw kenal dia udah setahun lalu kira-kira dan gw kenal dia waktu itu cuma dari facebook, ketemu pun belum pernah watu itu, akhirnya karena dia ini lagi ada masalah "pribadi" tau-tau gw dateng menyapa, gw lupa nyapa apa waktu itu tapi yang jelas akhirnya kita tuker-tukeran no hp soalnya waktu itu dia lagi online di sekolah dan lagi jam pelajaran komputer. Beberapa hari kita sms gw mulai agak bosen dan males gara-gara dia kalo bales sms sedikit dan seperlunya banget kalo ngomong, akhirnya gw putusin buat beraniin telvon ini anak. Pas ditelvon, kesan pertama gw ini anak agak garang suaranya, tapi sih sampai sekarang cuma suara dia yg selalu gw kangenin heheheh. Waktu itu malam hari gw telvon dia, tapi ga tau hari apa dan yang gw inget dia lagi ngerjain tugas. Dia ini sopan sama semua orang, mirip kaya ibu gw dan suaranya tuh adem banget kalo didenger (ga boong deh). Terus udah deh tuh, besokny gw telvon lg kalo ga salah + gw ajak jalan ke dufan, gw sih alesannya minta tolong dia nemenin gw hahaha, dan akhirnya mau deh nih anak. Awalnya gw ajak ke dufan, tapi dia ga mau akhirnya kita putusin buat main outbound (padahal gw belum pernah). Sampai akhirnya kita ketemu di ancol walaupun gw harus menunggu sang tuan putri (panggilan sebelum jadian) 2 jam. Singkat cerita kita have fun, dan gw dapet lagi hal positif dari dia yakni

dia sederhana di mata gw tapi luar biasa istimewa di hati gw
. Pertama kali gw ketemu dia, pertama kali juga gw pegang tangan dia (tanpa disengaja sih), jadi waktu flyingfox dia ga sampai di post gitu terus gw yang udah sampai duluan gw raih tangannya hihihihi kalo ngebayangin lagi jadi enak. Waktu demi waktu kita lewati bersama, kita jadi makin sering komunikasi, sms dia pun jadi ga sesingkat dulu. Akhirnya hanya seminggu dari kita berkenalan kita jadian, terlalu cepat memang tapi perasaan ga bisa bohong kalo gw emang udah suka. Kontroversi memang buat kita berdua, tapi alhamdulillah kita bisa lewati itu semua. Dan sekarang kita hampir 3 bulan jadian, dan tiada hari tanpa keindahan. Hahahah gelay bahasa gw, tapi itu beneran loh. dan harapan gw sesuai judul di atas
"Semoga Tuhan merestui"
amiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnn Selengkapnya...

Rabu, 19 Mei 2010

Mau ga disamakan Monyet?

Unik ya judulnya? Dan pasti jawaban anda menolak keras judul tersebut, tapi jangan tertawa nantinya kalau anda mengiyakan kalau anda ini sebenarnya sama seperti monyet.









Dari sebuah artikel menarik tentang teknik berburu monyet di hutan-hutan Afrika. Caranya begitu unik. Sebab, teknik itu memungkinkan si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa cedera sedikitpun. Maklum, ordernya memang begitu. Sebab, monyet-monyet itu akan digunakan sebagai hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika.

Cara menangkapnya sederhana saja. Sang pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma. Tujuannya,agar mengundang monyet-monyet datang. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup.

Para pemburu melakukannya di sore hari. Besoknya, mereka tingal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di dalam botol tak bisa dikeluarkan. Kok, bisa? Tentu kita sudah tahu jawabnya.

Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi ke mana-mana !

Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenamya kita mungkin sedang menertawakan diri sendiri. Ya, kadang kita bersikap seperti monyet-monyet itu. Kita mengenggam erat setiap permasalahan yang kita miliki layaknya monyet mengenggam kacang.

Kita sering mendendam, tak mudah memberi maaf, tak mudah melepaskan maaf. Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Kita tak pernah bisa melepasnya.

Bahkan, kita bertindak begitu bodoh, membawa "toples-toples" itu ke mana pun kita pergi. Dengan beban berat itu, kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar, kita sebenamya sedang terperangkap penyakit hati yang akut.

Teman, sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya.

Dan, kita pun akan selamat dari penyakit hati jika sebelum tidur kita mau melepas semua "rasa tidak enak" terhadap siapapun yang berinteraksi dengan kita. Dengan begitu kita akan mendapati hari esok begitu cerah dan menghadapinya dengan senyum. Dan, kita pun tahu surga itu diperuntukkan bagi orang-orang yang hatinya bersih. Mau surga? bersihkan hati anda!
Selengkapnya...

Bohong atau Menyakiti?

Saya jamin 200% semua orang punya pertanyaan seperti judul di atas di dalam hatinya ketika ia berhadapan dengan orang lain baik secara langsung atau tidak. Mungkin kita sering kali bingung di waktu pertanyaan ini muncul, bibir kita seolah bertanya pada hati kita, "eh hati saya jawab apa nih, jujur tapi menyakiti atau bohong saja agar orang itu senang?" tanya si bibir. Pernah kan pasti anda bingung menjawab pertanyaan itu, apa lagi orang yang anda hadapi itu termasuk orang yang anda sayang dan selalu membuat anda bahagia. Mungkin boleh saya bilang kalau ini masalah yang umum di hati tapi mengandung kontroversi bagi yang menjawabnya.

Dalam hidup ada 1 hukum yang berlaku, setiap ada sebab pasti ada akibat, dan begitu pula setiap kita jawab pertanyaan itu pasti akan mengakibatkan sesuatu.
Jadi bayangkan dulu apa dampaknya bila anda menjawab jujur dan apa dampaknya bila menjawab bohong.
Saya sendiri sering memilih berbohong ketimbang orang yang saya sayang terluka dengan apa yang saya bilang, kadang memang seperti memberi racun kepada orang tersebut karena tidak berkata yang sebenarnya. Sering kali saya berbuat hal ini pada ayah saya sendiri, dia lah yang sering saya bohongi namun bukan merupakan hal yang negatif dan merugikan. Memang seharusnya kita harus selalu berkata jujur pada orang tua kita, tapi saya punya hati yang dimana kalau semakin saya sayang semakin enggan saya untuk menyakitinya.
Saya ingat betul tiap kali saya berbohong, semua terekam jelas di otak saya. Perasaan bersalah pun ada tiap saya meningat itu semua, perasaan lega pun ada karena ayah saya tidak terepotkan oleh saya ini. Ayah saya sudah mulai tua, dan sekarang saya jarang mendengar dia bahagia, hanya keluhan yang terus terdengar di telinga ini. Andai saya 5 tahun lebih tua dari umur saya sekarang ini mungkin saya sudah menggantikannya bekerja, tunggu aku pa.
Orang ke 2 yang saya sering bohongi demi kebaikan yakni ibu, dia yang terpenting dalam hidupku ini tak ada dia saya pun pasti tak ada, terlalu banyak jasanya yang tidak akan mampu dibalaskan itu pula yang membuat saya berbohong demi kebaikan hatinya, maafkan aku maa.
Ada lagi satu orang yang lumayan sering saya bohongi, orang yang baru-baru ini saya sayangi. Orang ini selalu membuat saya bahagia luar dalam, orang yg dengan cepat merebut hati saya. Itu yang membuat saya ragu berkata jujur tiap ada pertanyaan itu. Maafkan aku Meisa..

Semua itu ada sebabnya, dan semua itu berujung dengan akibat. Disini saya bukan ingin mengajarkan berbohong, tapi kalau saya sendiri lebih mementingkan perasaan orang ketimbang dosa-dosa yang nantinya saya terima. Semoga Allah tau betul kenapa saya berbohong.
Selengkapnya...

Minggu, 09 Mei 2010

Grow Up!

Setiap manusia pada hakikatnya tumbuh besar, tinggi, lebar atau apapun yang berhubungan dengan pertumbuhan badan, bukan hanya jiwa kita yang tumbuh melainkan hati dan perilaku kita pun harus tumbuh yang menandakan kita ini telah dewasa. Postingan ini berawal dari kamar mandi, saya melihat tubuh saya di kaca yang kini hanya terlihat sampai di pundak saja. Dari hal itu pikiran saya terlintas kalau saya kini sudah besar atau dewasa, lalu terlintas pula di pikiran apa hati dan perilaku saya ini sudah dewasa? Lalu tiba-tiba seperti ada yang berbisik "belum, kamu belum dewasa". Dan harus saya akui memang kalau saya ini belum dewasa secara perilaku, namun saya selalu berusaha untuk lebih dewasa setiap detiknya agar laju perubahan yang lebih positif terus di lanjutkan.

Dari kamar mandi itu saya menjelajah ke ujung masa depan melewati alam imajinasi saya. Terlintas apa yang akan saya lakukan setelah kuliah saya rampung, apa saya jadi karyawan teladan? Pengusaha-kah? atau hanya sampah keluarga? Lalu setelah memilih apa pekerjaan saya kelak pikiran untuk menikah pun terlintas, dengan siapa saya menikah? atau jangan-jangan tidak ada yang mau dengan saya sampai akhirnya saya tidak menikah? Semua pikiran, semua harapan-harapan saya ini keluar di waktu itu, namun semua itu pula hanya menjadi rahasia Allah yang hanya bisa kita tunggu kapan terjadinya. Atau hanya harapan semu karena saya lebih dahulu mati sebelum semua harapan itu terjadi? Entahlah, manusia tidak akan pernah habis kalau membicarakan tentang masa depannya. Lebih baik kita berusaha untuk menggapai semua harapan itu, Allah pasti memberikan jalan yang terbaik untuk orang yang mau berusaha. Dan sekarang saya sudah sebesar ini, tapi ini bukan foto buronan loh ya. Selengkapnya...