Rabu, 19 Mei 2010

Bohong atau Menyakiti?

Saya jamin 200% semua orang punya pertanyaan seperti judul di atas di dalam hatinya ketika ia berhadapan dengan orang lain baik secara langsung atau tidak. Mungkin kita sering kali bingung di waktu pertanyaan ini muncul, bibir kita seolah bertanya pada hati kita, "eh hati saya jawab apa nih, jujur tapi menyakiti atau bohong saja agar orang itu senang?" tanya si bibir. Pernah kan pasti anda bingung menjawab pertanyaan itu, apa lagi orang yang anda hadapi itu termasuk orang yang anda sayang dan selalu membuat anda bahagia. Mungkin boleh saya bilang kalau ini masalah yang umum di hati tapi mengandung kontroversi bagi yang menjawabnya.

Dalam hidup ada 1 hukum yang berlaku, setiap ada sebab pasti ada akibat, dan begitu pula setiap kita jawab pertanyaan itu pasti akan mengakibatkan sesuatu.
Jadi bayangkan dulu apa dampaknya bila anda menjawab jujur dan apa dampaknya bila menjawab bohong.
Saya sendiri sering memilih berbohong ketimbang orang yang saya sayang terluka dengan apa yang saya bilang, kadang memang seperti memberi racun kepada orang tersebut karena tidak berkata yang sebenarnya. Sering kali saya berbuat hal ini pada ayah saya sendiri, dia lah yang sering saya bohongi namun bukan merupakan hal yang negatif dan merugikan. Memang seharusnya kita harus selalu berkata jujur pada orang tua kita, tapi saya punya hati yang dimana kalau semakin saya sayang semakin enggan saya untuk menyakitinya.
Saya ingat betul tiap kali saya berbohong, semua terekam jelas di otak saya. Perasaan bersalah pun ada tiap saya meningat itu semua, perasaan lega pun ada karena ayah saya tidak terepotkan oleh saya ini. Ayah saya sudah mulai tua, dan sekarang saya jarang mendengar dia bahagia, hanya keluhan yang terus terdengar di telinga ini. Andai saya 5 tahun lebih tua dari umur saya sekarang ini mungkin saya sudah menggantikannya bekerja, tunggu aku pa.
Orang ke 2 yang saya sering bohongi demi kebaikan yakni ibu, dia yang terpenting dalam hidupku ini tak ada dia saya pun pasti tak ada, terlalu banyak jasanya yang tidak akan mampu dibalaskan itu pula yang membuat saya berbohong demi kebaikan hatinya, maafkan aku maa.
Ada lagi satu orang yang lumayan sering saya bohongi, orang yang baru-baru ini saya sayangi. Orang ini selalu membuat saya bahagia luar dalam, orang yg dengan cepat merebut hati saya. Itu yang membuat saya ragu berkata jujur tiap ada pertanyaan itu. Maafkan aku Meisa..

Semua itu ada sebabnya, dan semua itu berujung dengan akibat. Disini saya bukan ingin mengajarkan berbohong, tapi kalau saya sendiri lebih mementingkan perasaan orang ketimbang dosa-dosa yang nantinya saya terima. Semoga Allah tau betul kenapa saya berbohong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar